Pages

  • Home
  • Contact
  • Shop
facebook twitter youtube

ssembara

    • Home
    • Tutorial
    • _Coding
    • _UI/UX
    • Games
    • Travel


    Konflik adalah suatu proses yang terjadi akibat ketidaksesuaian antara dua pendapat (sudut pandang) yang berpengaruh atas pihak pihak yang terlibat baik pengaruh positif ataupun negatif (Robbins, 2015).  Sedangkan konflik Organisasi adalah ketidaksesuain dua atau lebih anggota-anggota/ kelompok- kelompok organisasi yang timbul karena adanya kenyataan bahwa mereka harus membagi sumberdaya sumberdaya yang terbatas karena adanya perbedaan status, tujuan, nilai, dan presepsi. Penyebab konflik organisasi antara lain :  komunikasi, struktur organisasi, pribadi.

    contoh : 
    • 1. Ketidakcocokan kepribadian atau sistem nilai
    • 2. Batas- batas pekerjaan yang tidak jelas
    • 3. Persaingan untuk mendapatkan sumberdaya yang terbatas
    • 4. Pertukaran informasi dan komunikasi yang tidak cukup
    • 5. Kesalingketergantungan dalam pekerjaan
    • 6. Kompleksitas organisasi
    • 7. Peraturan-peraturan, standart kerja, atau kebijakan yang tidak jelas/ tidak masuk akal
    • 8. Batas waktu penyelesaian pekerjaan yang sulit dipenuhi
    • 9. Pengambilan keputusan secara kolektif yang terlalu banyak
    • 10. Pengambilan keputusan secara konsensus
    • 11. Harapan- harapan yang tidak terpenuhi
    • 12. Tidak menyelesaikan atau malah menyembunyikan konflik/ masalah

    Pandangan ini dibagi menjadi 3 bagian menurut Robbin yaitu :

    1.Pandangan tradisional
    Pandangan ini menyatakan bahwa konflik itu hal yang buruk, sesuatu yang negatif, merugikan, dan harus dihindari. Konflik ini suatu hasil disfungsional akibat komunikasi yang buruk, kurang kepercayaan, keterbukaan diantara orang-orang dan kegagalan manajer untuk tanggap terhadap kebutuhan dan aspirasi para karyawan tersebut.

    2.Pandangan kepada hubungan manusia.
    Pandangan ini menyatakan bahwa konflik dianggap sebagai sesuatu peristiwa yang wajar terjadi didalam suatu kelompok atau organisasi. Konflik dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindari karena didalam kelompok atau organisasi pasti terjadi perbedaan pandangan atau pendapat. Oleh karena itu, konflik harus dijadikan sebagai suatu hal yang bermanfaat guna mendorong peningkatan kinerja organisasi tersebut.

    3.Pandangan interaksionis.
    Pandangan ini menyatakan bahwa mendorong suatu kelompok atau organisasi terjadinya suatu konflik. Hal ini disebabkan suatu organisasi yang kooperatif, tenang, damai dan serasi cenderung menjadi statis, apatis, tidak aspiratif dan tidak inovatif. Oleh karena itu, konflik perlu dipertahankan pada tingkat minimum secara berkelanjutan sehingga tiap anggota di dalam kelompok tersebut tetap semangat dan kreatif.
     
     

     PROSES KONFLIK

    TAHAP I ---- latent conflict/ konflik laten, yaitu tahap munculnya faktor - faktor yang menjadi penyebab konflik dalam organisasi. Bentuk- bentuk dari situasi ini adalah persaingan untuk memperebutkan sumberdaya yang terbatas, konflik peran, persaingan perebutan dalam organisasi dll.

    TAHAP II ---- perceived conflict/ konflik yang dipersepsikan. Pada tahap ini salah satu pihak memandang pihak lain sebagai pengahmbat atau mengancam pencapaian tujuan.

    TAHAP III ---- felt conflict/ konflik yang dirasakan. Pada tahap ini tidak sekedar dipandang ada akan tetapi sudah benar- benar dirasakan.

    TAHAP IV ---- manifest conflict/ konflik yang dimanifestasikan. Pada tahap ini perilaku sebagai indikator konflik sudah mulai ditunjukan seperti adanya sabotase, agresi terbuka, konfrotasi, rendahnya kinerja.

    TAHAP V ---- conflict resulotion/  resolusi konflik. Pada tahap ini konflik yang terjadi diselesaikan dengan berbagai macam cara dan pendekatan


    Jenis – Jenis Konflik :

    Ada lima jenis konflik dalam kehidupan organisasi :


    1. Konflik dalam diri individu, yang terjadi bila seorang individu menghadapi ketidakpastian tentang pekerjaan yang dia harapkan untuk melaksanakannya. Bila berbagai permintaan pekerjaan saling
    bertentangan, atau bila individu diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya.

    2. Konflik antar individu dalam organisasi yang sama, dimana hal ini sering diakibatkan oleh perbedaan–perbedaan kepribadian.Konflik ini berasal dari adanya konflik antar peranan ( seperti antara manajer dan bawahan )
    .

    3. Konflik antar individu dan kelompok, yang berhubungan dengan cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka. Sebagai contoh, seorang individu mungkin dihukum atau diasingkan oleh kelompok kerjanya karena melanggar norma – norma kelompok.

    4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama, karena terjadi pertentangan kepentingan antar kelompok
    atau antar organisasi.

    5. Konflik antar organisasi, yang timbul sebagai akibat bentuk persaingan ekonomi dalam sistem perekonomian suatu negara. Konflik ini telah mengarahkan timbulnya pengembangan produk baru, teknologi, dan jasa, harga–harga lebih rendah, dan penggunaan sumber daya lebih efisien.
     
     
    by: sebastianus sembara mahasiswa STIKOM Surabaya

     
    Continue Reading

    Komunikasi berasal dari bahasa latin " communis " atau " common " dalam bahasa inggris yang berarti sama. Berkomunikasi berarti kita berusaha untuk mencapai kesamaan makna " commones ". Melalui komunikasi kita mencoba berbagi informasi. gagasan atau sikap kita dengan partisipan lainnya. Kendala utama dalam berkomunikasi adalah pemaknaan yang berbeda terhadap lambang yang sama/ presepsi

    Menurut William Albig komunikasi adalah process of transmitting meaningful symbois between individul. menurut definisi James A.F.Stoner adalah proses dimana seseorang berusaha memberikan pengertian dengan cara pemindahan pesan. Menurut C.A Brown komunikasi adalah  proses pengiriman ide atau pikiran, dari satu orang kepada orang lain dengan tujuan untuk menciptakan pengertian dalam diri orang yang menerimanya. William F.Glueck yang menjelaskan bahwa komunikasi dapat dibagi menjadi dengan dua bentuk. yaitu sebagai berikut....

    • Interpersonal Communications : Interpersonal communications (komunikasi antarpribadi adalah proses pertukaran informasi serta pemindahan pengertian antara dua orang atau lebih di dalam suatu kelompok kecil manusia.
    • Organization Communications : Organization communications adalah proses dimana pembicara secara sistematis memberikan informasi dan memindahkan pengertian kepada orang yang banyak dalam organisasi dan kepada pribadi-pribadi dan lembaga-lembaga di luar yang ada hubungan. 

    Tujuan Komunikasi - Secara umum, tujuan komunikasi adalah sebagai berikut... 
    • 1. Supaya yang disampaikan komunikator dapat dimengerti oleh komunikan. Agar dapat dimengerti oleh komunikan maka komunikator perlu menjelaskan pesan utama dengan sejelas-jelasnya dan sedetail mungkin. 
    • 2. Agar dapat memahami orang lain. Dengan melakukan komunikasi, setiap individu dapat memahami individu yang lain dengan kemampuan mendengar apa yang dibicarakan orang lain. 
    • 3. Agar pendapat kita diterima orang lain. Komunikasi dan pendekatan persuasif merupakan cara agar gagasan kita diterima oleh orang lain. 
    • 4. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu. Komunikasi dan pendekatan persuasif kita mampu membangun persamaan presepsi dengan orang kemudian menggerakkannya sesuai keinginan kita.
    A. Pengertian Komunikasi Organisasi.
    Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare, yang secara harafiah berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling bergantung. Di antara para ahli ada yang menyebut paduan itu sistem, ada juga yang menamakannya sarana.
    Everet M. Rogers dalam bukunya Communication in Organization, mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan pembagian tugas. Robert Bonnington dalam buku Modern Business: A Systems Approach, mendefinisikan organisasi sebagai sarana dimana manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang.
    Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya. Jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah untuk selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi, dan lingkup organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu pada saat komunikasi dilancarkan.
    Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.
    Conrad (dalam Tubbs dan Moss, 2005) mengidentifikasikan tiga komunikasi organisasi sebagai berikut: fungsi perintah; fungsi relasional; fungsi manajemen ambigu.
    1. Fungsi perintah berkenaan dengan angota-anggota organisasi mempunyai hak dan kewajiban membicarakan, menerima, menafsirkan dan bertindak atas suatu perintah. Tujuan dari fungsi perintah adalah koordinasi diantara sejumlah anggota yang bergantung dalam organisasi tersebut.
    2. Fungsi relasional berkenaan dengan komunikasi memperbolehkan anggota-anggota menciptakan dan mempertahankan bisnis produktif hubungan personal dengan anggota organisasi lain. Hubungan dalam pekerjaan mempengaruhi kenirja pekerjaan (job performance) dalam berbagai cara. Misal: kepuasan kerja; aliran komunikasi ke bawah maupun ke atas dalam hirarkhi organisasional, dan tingkat pelaksanaan perintah. Pentingnya dalam hubungan antarpersona yang baik lebih terasa dalam pekerjaan ketika anda merasa bahwa banyak hubungan yang perlu dlakukan tidak anda pilih, tetapi diharuskan oleh lingkungan organisasi, sehingga hubungan menjadi kurang stabil, lebih memacu konflik, kurang ditaati, dsb.
    3. Fungsi manajemen ambigu berkenaan dengan pilihan dalam situasi organisasi sering dibuat dalam keadaan yang sangat ambigu. Misal: motivasi berganda muncul karena pilihan yang diambil akan mempengaruhi rekan kerja dan organisasi, demikian juga diri sendiri; tujuan organisasi tidak jelas dan konteks yang mengharuskan adanya pilihan tersebut adanya pilihan tersebut mungkin tidak jelas. Komunikasi adalah alat untuk mengatasi dan mengurangi ketidakjelasan (ambiguity) yang melekat dalam organisasi. Anggota berbicara satu dengan lainnya untuk membangun lingkungan dan memahami situasi baru, yang membutuhkan perolehan informasi bersama.

    B. Pengaruh Komunikasi terhadap Perilaku Organisasi.
    Sebagai komunikator, seorang pemimpin organisasi, manajer, atau administrator harus memilih salah satu berbagai metode dan teknik komunikasi yang disesuaikan dengan situasi pada waktu komunikasi dilancarkan. Sebagai komunikator, seorang manajer harus menyesuaikan penyampaian pesannya kepada peranannya yang sedang dilakukannya. Dalam hubungan ini, Henry Mintzberg seorang profesor manajemen pada McGill University di Montreal-Kanada, menyatakan wewenang formal seorang manajer menyebabkan timbulnya tiga peranan: peranan antarpersona; peranan informasi; dan peranan memutuskan.
    1. Peranan antarpersona seorang manajer meliputi tiga hal:
      1. Peranan tokoh. Kedudukan sebagai kepala suatu unit organisasi, membuat seorang manajer melakuan tugas yang bersifat keupacaraan. Karena ia merupakan seorang tokoh, maka selain memimpim berbagai upacara di kantornya, ia juga diundang oleh pihak luar untuk menghadiri berbagai upacara. Dalam peranan ini seorang manajer berkesempatan untuk memberikan penerangan, penjelasan, imbauan, ajakan, dll.
      2. Peranan pemimpin. Sebagai pemimpin, seorang manajer bertanggung jawab atas lancar-tidaknya pekerjaan yang dilakukan bawahannya. Beberapa kegiatan bersangkutan langsung dengan kepemimpinannya pada semua tahap manajemen: penentuan kebijaksanaan, perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan, dan penilaian. Ada juga kegiatan-kegiatan yang tidak langsung berkaitan dengan kepemimpinannya, antara lain memotivasi para karyawan agar giat bekerja. Untuk melaksanakan kepemimpinannya secara efektif, maka ia harus mampu melaksanakan komunikasi secara efektif. Dalam konteks kepemimpinan, seorang manajer berkomunikasi efektif bila ia mampu membuat para karyawan melakukan kegiatan tertentu dengan kesadaran, kegairahan, dan kegembiraan. Dengan suasana kerja seperti itu akan dapat diharapkan hasil yang memuaskan.
      3. Peranan penghubung. Dalam peranan sebaga penghubung, seorang manajer melakukan komunikasi dengan orang-orang di luar jalur komando vertikal, baik secara formal maupun secara tidak formal.
    1. Peranan informasi. Dalam organisasinya, seorang manajer berfungsi sebagai pusat informasi. Ia mengembangkan pusat informasi bagi kepentingan organisasinya. Peranan informasional meliputi peranan-peranan sebagai berikut:
      1. Peranan monitor. Dalam melakukan peranannya sebagai monitor, manajer memandang lingkungan sebagai sumber informasi. Ia mengajukan berbagai ertanyaan kepada rekan-rekannya atau kepada bawahannya, dan ia menerima informasi pula dari mereka tanpa diminta berkat kontak pribadinya yang selalu dibinanya.
      2. Peranan penyebar. Dalam peranannya sebagai penyebar ia menerima dan menghimpun informasi dari luar yang penting artinya dan bermanfaat bagi organisasi, untuk kemuian disebarkan kepada bawahannya
      3. Peranan juru bicara. Peranan ini memiliki kesamaan dengan peranan penghubung, yakni dalam hal mengkomunikasikan informasi kepada khalayak luar. Perbedaannya ialah dalam hal caranya: jika dalam peranannya sebagai penghubung ia menyampaikan informasi secara antarpribadi dan tidak selalu resmi, namun dalam perananya sebagai juru bicara tidak selamanya secara kontak pribadi, tetapi selalu resmi. Dalam peranannya sebagai juru bicara itu ia juga harus mengkomunikasikan informasi kepada orang-orang yang berpengaruh yang melakukan pengawasan terhadap organisasinya. Kepada khalayak di luar organisasinya ia memberikan informasi dalam rangka pengembangan organisasinya. Ia meyakinkan khalayak bahwa organisasi yang dipimpinnya telah melakukan tanggung jawab sosial sebagaimana mestinya. Ia meyakinkan pula para pejabat pemerintah bahwa organisasinya berjalan sesuai dengan peratruran sebagaimana harusnya.
    1. Peranan memutuskan. Seorang manajer memegang peranan yang sangat penting dalam sistem pengambilan keputusan dalam organisasinya. Ada empat peranan yang dicakup pada peranan ini:
      1. Peranan wiraswasta. Seorang manajer berusaha memajukan organisasinya dan mengadakan penyesuaian terhadap perubahan kondisi lingkungannya. Ia senantiasa memandang ke depan untuk mendapatkan gagasan baru. Jika sebuah gagasan muncul, maka ia mengambil prakarsa untuk mengembangkan sebuah proyek yang iawasinya sendiri atau didelegasikannya kepad bawahannya.
      2. Peranan pengendali gangguan. Seorang manajer berusaha sebaik mungkin menanggapi setiap tekanan yang menimpa organisasi, seperti buruh mogok, para pelanggan menghilang, dsb.
      3. Peranan penentu sumber. Seorang manajer bertanggung jawab untuk memutuskan pekerjaan apa yang harus dilakukan, siapa yang akan melaksanakan, dan bagaimana pembagian pekerjaan dilangsungkan. Manajer juga mempunyai kewenangan mengenai pengambilan keputusan penting sebelum implementasi dijalankan. Dengan kewenangan itu, manajer dapat memastikan bahwa keputusan-keputusan yang berkaitan semuanya berjalan melalui pemikran tunggal.
      4. Peranan perunding. Manajer melakukan peranan perunding bukan saja mengenai hal-hal yang resmi dan langsung berhubungan dengan organisasi, melainkan juga tentang hal-hal yang tidak resmi dan tidak langsung berkaitan dengan kekaryaan. Bagi manajer, perundingan merupakan gaya hidup karena hanya ialah yang mempunyai wewenang untuk menanggapi sumber-sumber organisasional pada waktu yang tepat, dan hanya ialah yang merupakan pusat jaringan informasi yang sangat diperlukan bagi perundingan yang penting.
    C. Dimensi-Dimensi Komunikasi dalam Kehidupan Organisasi
    1. Komunikasi internal.
    Komunikasi internal organisasi adalah proses penyampaian pesan antara anggota-anggota organisasi yang terjadi untuk kepentingan organisasi, seperti komunikasi antara pimpinan dengan bawahan, antara sesama bawahan, dsb. Proses komunikasi internal ini bisa berujud komunikasi antarpribadi ataupun komunikasi kelompok. Juga komunikasi bisa merupakan proses komunikasi primer maupun sekunder (menggunakan media nirmassa). Komunikasi internal ini lazim dibedakan menjadi dua, yaitu:
      1. Komunikasi vertikal, yaitu komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan. Dalam komunikasi vertikal, pimpinan memberikan instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk, informasi-informasi, dll kepada bawahannya. Sedangkan bawahan memberikan laporan-laporan, saran-saran, pengaduan-pengaduan, dsb. kepada pimpinan.
      2. Komunikasi horizontal atau lateral, yaitu komunikasi antara sesama seperti dari karyawan kepada karyawan, manajer kepada manajer. Pesan dalam komunikasi ini bisa mengalir di bagian yang sama di dalam organisasi atau mengalir antarbagian. Komunikasi lateral ini memperlancar pertukaran pengetahuan, pengalaman, metode, dan masalah. Hal ini membantu organisasi untuk menghindari beberapa masalah dan memecahkan yang lainnya, serta membangun semangat kerja dan kepuasan kerja.
    1. Komunikasi eksternal.
    Komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi. Pada organisasi besar, komunikasi ini lebih banyak dilakukan oleh kepala hubungan masyarakat dari pada pimpinan sendiri. Yang dilakukan sendiri oleh pimpinan hanyalah terbatas pada hal-hal yang ianggap sangat penting saja. Komunikasi eksternal terdiri dari jalur secara timbal balik:
    a. Komunikasi dari organisasi kepada khalayak. Komunikasi ini dilaksanakan umumnya bersifat informatif, yang dilakukan sedemikian rupa sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan, setidaknya ada hubungan batin. Komunikasi ini dapat melalui berbagai bentuk, seperti: majalah organisasi; press release; artikel surat kabar atau majalah; pidato radio; film dokumenter; brosur; leaflet; poster; konferensi pers.
    b. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek dari kegiatan dan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi.


    Daftar pustaka
    Onong Effendy, 1994, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosdakarya.
    Wiryanto, 2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Grameia Wiiasarana Indonesia.
    Tubbs, Stewart L. – Moss, Sylvia, Human Communication: Konteks-Konteks Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005, h. 170.


    Continue Reading


    TIM :  Kelompok yang terorganisir dan bekerjasama untuk mencapai seperangkat tujuan tertentu yang tidak dapat dicapai secara efektif oleh individu.

    Membangun sebuah tim --- proses memilih, mengembangkan, memberikan kemudahan, dan melatih sebuah kelompok kerja agar berhasil mencapai tujuan.
    • 1. saling percaya
    • 2. semangat
    • 3. kedekatan
    • 4. komunikasi
    • 5. Produktifitas --- saling berbagi sumber daya, ketrampilan, dan pengetahuan




     Tipe - Tipe TIM

    1. 1. Tim pemecahan masalah, yaitu yang terdiri dari 5 - 12 anggota dari departemen yang sama bertemu selama beberapa jam seminggunya untuk mendiskusikan cara memperbaiki kualitas efesiensi, dan lingkungan kerja --- hanya memberi rekomendasi
    2. 2. Tim swakelola, yaitu sekelompok karyawan yang bertanggung jawab untuk mengelola pekerjaan dan mengambil tanggung jawab
    3. 3. Tim Lintas fungsi, yaitu tim yang anggota- anggotanya terdiri dari individu- individu dari berbagai departemen atau fungsi tertentu
    4. 4. Tim virtual, yaitu tim yang anggotanya berada pada lokasi yang berjauhan, dan berkomunikasi melalui peralatan elekronik seperti e-mail, koferensi via telpon dan videocall, fax, dan internet

     Efektifitas Tim

    Faktor Kontekstual ( eksternal )
    • a. sumber daya yang memadai
    • b. kepemimpinan dan struktur
    • c. iklim kepercayaan
    • d. evaluasi dan sistem pemberian imbalan
    •  

    Faktor Proses
    • a. Tujuan umum
    • b. Tujuan khusus
    • c. pencapaian ( keberhasilan )
    • d. level konflik
    • e. kemalasan sosial
     
    Faktor Komposisi
    • 1. Kemampuan
    • 2. Kepribadian
    • 3. Aturan
    • 4. Keragaman
    • 5. Besaran/ jumlah
    • 6. Pilihan

    Ciri Ciri TIM Berkinerja Tinggi 

    1. 1. Seluruh anggota fokus pada tujuan
    2. 2. Antar anggota saling terbuka dan percaya
    3. 3. Rasa memiliki tim dan berpartisipasi
    4. 4. Saling mengharagai
    5. 5. Seluruh anggota terus menerus belajar untuk meningkatkan kemampuan
    6. 6. Mengerti peranan dan tanggung jawabnya
    7. 7. Keputusan diambil berdasarkan konsensus
    8. 8. Berkomunikasi secara terbuka dan saling mendengarkan
    9. 9. Menangani konflik tanpa memunculkan permusuhan
    10. 10. Pimpinan TIM, apakah temporer atau tetap, mempraktikan gaya kepemimpinan partisipatif 

    by: Sebastianus Sembara Mahasiswa STIKOM Surabaya
    Continue Reading


    Pengertian Kelompok
    1. 1. Kelompok adalah dua atau lebih individu yang saling bergantung dan bekerjasama, yang secara bersama berupaya mencapai tujuan ( Robbin, 2003 )
    2. 2. Kelompok adalah kumpulan individu dimana perilaku dan kinerja suatu anggota dipengaruhi oleh perilaku atau prestasi anggota lainnya ( Gibson, 1996 )
    Konsep dasar keompok
    1. 1. Peran : Kelompok yang satu memiliki kebutuhan akan peran yang berbeda bagi para anggotanya ketika diperbandingkan dengan kelompok lain.

           a) Presepsi Peran
            Suatu sudut pandang mengenai bagaimana seseorang harus bertindak dalam situasi tertentu

           b) Expektasi Peran
           Bagaimana orang lain meyakini seseorang akan bertindak dalam situasi tertentu

           c) Konflik Peran
         Situasi ketika individu dihadapkan pada dua atau lebih expektasi peran yang saling bertentangan


    2. 2. Nilai/ Norma : Kelompok mengembangkan pola hubungan sosialnya sendiri, termasuk kode dan praktek ( norma ) yang patut ditunjukkan lewat perilaku kelompok tersebut, termasuk sistem sanksi

    3. 3. Status : Tingkat prestise, posisi, atau peringkat didalam kelompok. Status bisa ditentukan secara formal oleh kelompok

    4. 4. Ukuran : Menentukan perilaku keseluruhan dari suatu kelompok. Kelompok berukuran kecil lebih cepat menyeselesaikan tugas ketimbang kelompok yang besa

    5. 5. Komposisi : Kegiatan kelompok butuh variasi keahlian dan pengetahuan. Kelompok heterogen memungkinkan mempunyai kemampuan dan informasi lebih
    TIPE KELOMPOK
    1. Kelompok Formal
    Suatu kelompok kerja yang ditandai dengan struktur organisasi, aturan, fungsi, dan lain- lain
        a) Kelompok Komando ( command group )
        Kelompok yang tersusun oleh atasan dan bawahan dan ditentukan oleh bagan organisasi

        b) Kelompok Tugas ( task group )
        Kelompok yang ditetapkan secara organisasional

    2. Kelompok Informal
    Suatu kelompok yang tidak terstruktur secara formal atau tidak ditetapkan secara organisasi
        a) Kelompok Kepetingan ( interest group )
       Kelompok yang bekerjasama untuk mencapai suatu sasaran khusus yang menjadi kepedulian bersama
        b) Kelompok Persahabatan ( friendship group )
       Kelompok yang bersama – sama karena mempunyai kesamaan karakter

    TAHAP PEMBENTUKAN KELOMPOK 

    Kelompok biasanya berkembang melalui sebuah urutan terstandar dalam evolusi mereka. Kita menyebut model ini model lima tahap perkembangan kelompok. Namun tidak semua kelompok mengikuti pola ini, model tersebut adalah sebuah kerangka kerja yang berguna untuk memahami perkembangan kelompok.
    1.      Menurut B.W. Tuckman dan M.A.C. Jensen dalam Robbins dan Coulter (2004) dengan model 5 tahap.
    a.       Pembentukan adalah fase awal yang dicirikan dengan ketidak pastian tujuan, struktur dan kepemimpinan kelompok.
    b.      Badai adalah tahapan kedua yang dicirikan oleh banyaknya konflik dalam kelompok.
    c.       Penormaan adalah tahapan ketiga yang dicirikan adanya hubungan yang akrab dan suasana keterpaduan/ kekohesifan dalam kelompok.
    d.      Pelaksanaan adalah tahapan keempat, dimana kelompok telah berfungsi dan diterima anggota.
    e.       Pembubaran adalah tahapan terakhir untuk kelompok yang sifatnya sementara, yang dicirikan oleh adanya kepedulian untuk menuntaskan kegiatan-kegiatan penutupan bukannya melaksanakan tugas atau pekerjaan
    2.       Menurut Gibson dan Kawan-kawan (1996), dengan model empat tahapan, sebagai berikut.
    a.       Penerimaan bersama adalah dimana anggota menolah untuk berkomunikasi satu dengan yang lain. Tak mau mengekspresikan ide, sikap dan keyakinan mereka.
    b.      Komunikasi dan pengambilan keputusan adalah fase dimana telah mulai ada komunikasi yang terbuka, diskusi, interaksi untuk menyelesaikan tugas.
    c.       Motivasi dan produktivitas, pada fase ini ada upaya menyelesaikan tujuan kelompok.
    d.      Pengendalian dan organisasi, sudah tercipta afilasi, regulasi dan norma kelompok. Lebih mengedepankan tujuan kelompok dibandingkan individu.
    3.       Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Nyoman Sudita (1997), dengan model empat tahap, sebagai berikut.
    a.       Tahap orientasi, suatu tahapan di mana anggota mencoba untuk memahami tujuan kelompok dan peranan masing-masing anggota.
    b.      Tahap konfrontasi, yang ditandai adanya konflik karena perbuatan kekuasaan dan pengaruh. Jika konflik dapat diatasi maka perjalanan kelompok menuju kematangan semankin mendekati  kenyataan.
    c.       Tahap deferensiasi, suatu tahapan dimana perbedaan masing-masing individu diakui, tugas perkerjaan berbasis keahlian dan kemampuan masing-masing individu. Pada fase ini anggota sudah mulai merasakan sukses yang dicapai kelompoknya
    d.      Tahap kolaborasi, adalah suatu fase di mana suatu kelompok sudah mencapai tingkat kematangan yang tinggi. Komitmen dan kekompakan yang begitu tinggi. Keputusan dan solusi masalah dilakukan melalui diskusi yang rasional.



    Teknik pengambilan Keputusan dalam kelompok

    • A. Teknik kelompok nominal
      •        a. menulis gagasan
      •        b. pencatatan gagasan
      •        c. pembahasan gagasan
      •        d. pemeringkat gagasan
    • B. Brain Stroming
    • C. Interkasi kelompok  :  Para anggota bertemu muka dan bergantuk pada interkasi komunikasi verbal dan non verbal



    by : Sebastianus Sembara Mahasiswa S1 Sistem Informasi STIKOM Surabaya

    Continue Reading
    Newer
    Stories
    Older
    Stories

    About Me

    Photo Profile
    Sebastianus Sembara Coding enthusiast

    Cowok sawo matang yang tengil, usil, tapi loveable. Read More

    Follow Us

    • facebook
    • twitter
    • bloglovin
    • youtube
    • pinterest
    • instagram

    Blog Archive

    • December 2017 (4)
    • June 2014 (5)
    • December 2013 (1)

    Popular Posts

    • Enhancement Class (+ Combo) Adventure quest World ( AQW )
    • Cara mendapatkan Blinding Light of Destiny (BLoD) Aqw
    • Cara membuka semua Shop di /vordredboss (AQW)
    facebook Twitter instagram pinterest bloglovin google plus tumblr

    Created with by BeautyTemplates

    Back to top