Teori dan Perilaku Organisasi : Konflik Organisasi

5:14:00 PM



Konflik adalah suatu proses yang terjadi akibat ketidaksesuaian antara dua pendapat (sudut pandang) yang berpengaruh atas pihak pihak yang terlibat baik pengaruh positif ataupun negatif (Robbins, 2015).  Sedangkan konflik Organisasi adalah ketidaksesuain dua atau lebih anggota-anggota/ kelompok- kelompok organisasi yang timbul karena adanya kenyataan bahwa mereka harus membagi sumberdaya sumberdaya yang terbatas karena adanya perbedaan status, tujuan, nilai, dan presepsi. Penyebab konflik organisasi antara lain :  komunikasi, struktur organisasi, pribadi.

contoh : 
  • 1. Ketidakcocokan kepribadian atau sistem nilai
  • 2. Batas- batas pekerjaan yang tidak jelas
  • 3. Persaingan untuk mendapatkan sumberdaya yang terbatas
  • 4. Pertukaran informasi dan komunikasi yang tidak cukup
  • 5. Kesalingketergantungan dalam pekerjaan
  • 6. Kompleksitas organisasi
  • 7. Peraturan-peraturan, standart kerja, atau kebijakan yang tidak jelas/ tidak masuk akal
  • 8. Batas waktu penyelesaian pekerjaan yang sulit dipenuhi
  • 9. Pengambilan keputusan secara kolektif yang terlalu banyak
  • 10. Pengambilan keputusan secara konsensus
  • 11. Harapan- harapan yang tidak terpenuhi
  • 12. Tidak menyelesaikan atau malah menyembunyikan konflik/ masalah

Pandangan ini dibagi menjadi 3 bagian menurut Robbin yaitu :

1.Pandangan tradisional
Pandangan ini menyatakan bahwa konflik itu hal yang buruk, sesuatu yang negatif, merugikan, dan harus dihindari. Konflik ini suatu hasil disfungsional akibat komunikasi yang buruk, kurang kepercayaan, keterbukaan diantara orang-orang dan kegagalan manajer untuk tanggap terhadap kebutuhan dan aspirasi para karyawan tersebut.

2.Pandangan kepada hubungan manusia.
Pandangan ini menyatakan bahwa konflik dianggap sebagai sesuatu peristiwa yang wajar terjadi didalam suatu kelompok atau organisasi. Konflik dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindari karena didalam kelompok atau organisasi pasti terjadi perbedaan pandangan atau pendapat. Oleh karena itu, konflik harus dijadikan sebagai suatu hal yang bermanfaat guna mendorong peningkatan kinerja organisasi tersebut.

3.Pandangan interaksionis.
Pandangan ini menyatakan bahwa mendorong suatu kelompok atau organisasi terjadinya suatu konflik. Hal ini disebabkan suatu organisasi yang kooperatif, tenang, damai dan serasi cenderung menjadi statis, apatis, tidak aspiratif dan tidak inovatif. Oleh karena itu, konflik perlu dipertahankan pada tingkat minimum secara berkelanjutan sehingga tiap anggota di dalam kelompok tersebut tetap semangat dan kreatif.
 
 

 PROSES KONFLIK

TAHAP I ---- latent conflict/ konflik laten, yaitu tahap munculnya faktor - faktor yang menjadi penyebab konflik dalam organisasi. Bentuk- bentuk dari situasi ini adalah persaingan untuk memperebutkan sumberdaya yang terbatas, konflik peran, persaingan perebutan dalam organisasi dll.

TAHAP II ---- perceived conflict/ konflik yang dipersepsikan. Pada tahap ini salah satu pihak memandang pihak lain sebagai pengahmbat atau mengancam pencapaian tujuan.

TAHAP III ---- felt conflict/ konflik yang dirasakan. Pada tahap ini tidak sekedar dipandang ada akan tetapi sudah benar- benar dirasakan.

TAHAP IV ---- manifest conflict/ konflik yang dimanifestasikan. Pada tahap ini perilaku sebagai indikator konflik sudah mulai ditunjukan seperti adanya sabotase, agresi terbuka, konfrotasi, rendahnya kinerja.

TAHAP V ---- conflict resulotion/  resolusi konflik. Pada tahap ini konflik yang terjadi diselesaikan dengan berbagai macam cara dan pendekatan


Jenis – Jenis Konflik :

Ada lima jenis konflik dalam kehidupan organisasi :


1. Konflik dalam diri individu, yang terjadi bila seorang individu menghadapi ketidakpastian tentang pekerjaan yang dia harapkan untuk melaksanakannya. Bila berbagai permintaan pekerjaan saling
bertentangan, atau bila individu diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya.

2. Konflik antar individu dalam organisasi yang sama, dimana hal ini sering diakibatkan oleh perbedaan–perbedaan kepribadian.Konflik ini berasal dari adanya konflik antar peranan ( seperti antara manajer dan bawahan )
.

3. Konflik antar individu dan kelompok, yang berhubungan dengan cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka. Sebagai contoh, seorang individu mungkin dihukum atau diasingkan oleh kelompok kerjanya karena melanggar norma – norma kelompok.

4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama, karena terjadi pertentangan kepentingan antar kelompok
atau antar organisasi.

5. Konflik antar organisasi, yang timbul sebagai akibat bentuk persaingan ekonomi dalam sistem perekonomian suatu negara. Konflik ini telah mengarahkan timbulnya pengembangan produk baru, teknologi, dan jasa, harga–harga lebih rendah, dan penggunaan sumber daya lebih efisien.
 
 
by: sebastianus sembara mahasiswa STIKOM Surabaya

 

You Might Also Like

0 komentar